KEUNGGULAN ISLAM
Pengertian Isti'adzah

Home

AL-QURAN | HADIS | BAHR AL-MAADZI | SEJARAH | TOKOH ISLAM | TAZKIRAH | PERSOALAN | ALBUM | PERBINCANGAN | FAIL | NASYID | LINK

Al-istiti'adzah berarti permohonan kepada Allah SWT dari setiap yang jahat. Al-'iyadzah (permohonan pertolongan) dalam usaha menolak kejahatan, sedangkan al-layadzu (permohonan pertolongan) dalam upaya memperoleh kebaikan.

A'udzubillahiminasysyaithonirrajim berarti, aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk agar ia tidak membahayakan diriku dalam urusan agama dan duniaku, atau menghalangiku untuk mengerjakan apa yang Dia perintahkan. Atau agar ia tidak menyuruhku mengerjaka apa yang Dia larang, karena setan itu tidak ada yang bisa mencegahnya untuk menggoda kecuali Allah.

Oleh karena itu, Allah SWT menyuruh manusia agar menarik dan membujuk hati setan jenis manusia dengan cara menyodorkan suatu yang baik kepadanya supaya dengan demikian dia berubah tabiatnya dari kebiasannya mengganggu orang lain. Selain itu, Allah juga memerintahkan untuk memohon perlindungan kepada-Nya dari setan jenis jin, karena dia tidak menerima pemberian dan tidak dapat dipengaruhi dengan kebaikan, sebab tabiatnya jahat dan tidak ada yang dapat mencegahnya dari dirimu kecuali Rabb yang menciptakannya.

Inilah makna yang terkandung dalam tiga ayat Alquran. Pertama, firman-Nya dalam surat Al-A'raf ayat 199 yang artinya, "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan dan berpaling dari orang-orang yang bodoh."

Makna di atas berkenaan dengan muamalah terhadap musuh dari kalangan manusia.

Kemudian, Allah SWT berfirman yang artinya, "Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-A'raf: 200). Berlindung kepada allah maksudnya adalah membaca a'udzubillahiminasysyaithonirrajim.

Dalam surat Al-Mukminun Allah SWT berfirman yang artinya, "Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dan katakanlah: 'Ya Rabb-ku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Rabb-ku, dari kedatangan mereka kepadaku." (Al-Mukminun: 96 -- 98).

Dan dalam surat Fushshilat ayat 34 -- 36 Allah SWT berfirman yang artinya, "Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Dalam bahasa Arab, kata syaitan(setan) berasal dari kata syathan, berarti jauh. Jadi, syaitan itu tabiatnya jauh dari tabiat manusia, dan dengan kefasikannya dia sangat jauh dari segala macam kebaikan.

Ada juga yang mengatakan bahwa kata syaitan itu berasal dari kata syata (terbakar), karena ia diciptakan dari api. Dan ada juga yang mengatakan bahwa kedua makna tersebut benar, tetapi makna pertama yang lebih benar.

Menurut Sibawaih, bangsa Arab bisa mengatakan tasyaithana fulan, jika fulan itu berbuat seperti perbuatan setan. Jika katasyaitan itu berasal dari kata syatha, tentu mereka mengatakan tasyaith yang berarti jauh. Oleh karena itu, mereka menyebut syaithan untuk setiap pendurhaka, baik jin, manusia, maupun hewan. Berkenaan dengan hal itu Allah berfirman yang artinya, "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tia nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang ndah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (Al-An'am: 112).

Dalam buku Musnad Imam Ahmad, disebutkan hadis dari Abu Dzar ra, Rasulullah saw bersabda yang artinya, "Wahai Abu Dzar, mohonlah engkau kepada Allah perlindungan dari setan-setan dari jenis manusia dan jin." Lalu kutanyakan, "Apakah ada setan dari jenis manusia?" "Ya," jawab beliau.

Dalam sahih Muslim diriwayatkan dari Abu Dzar, katanya, Rasulullah saw bersabda, "Yang memotong salat itu adalah wanita, keledai, dan anjing hitam." Kemudian kutanyakan, "Ya Rasulullah, mengapa anjing hitam dan bukan anjing merah atau kuning?" Beliau menjawab, "Anjing hitam itu adalah setan."

Ar-rojim adalah berwazan fa'il (subjek), tetapi bermakna maf'ul (objek) berarti bahwa setan itu terkutuk dan terusir dari semua kebaikan, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya, "Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala." (Al-Mulk: 5).

Sumber: Terjemahan Lubabut Tafsir Min Ibnu Katsir (Tafsir Ibnu Katsir), Tim Pustaka Imam as-Syafi'i